Teknik Mesin Bisa, Aeronautics dan Material pun Jadi


Beberapa hari yang lalu baru saja kita melewati tanggal 12/12/12 ini adalah unik. Maklum saja, karena untuk kurang dari seratus tahun lagi kita tidak akan merasakan tanggal dengan angka yang sama lagi. ya minimal 01/01/01 untuk tahun 2101 tidak ada yang tahu bagaimana keadaan saat itu, kita sudah tiada ataukah dunia sudah berakhir.

12/12/12 juga merupakan ujung dari semester pertama di kampus ITB ini. Dimana untuk semester depan, setelah ujian, menjalani 'hidup baru' karena pada semester dua diprediksi akan terasa lebih berat, namun hal itu diimbangi dengan gaya adaptasi terkini menurut pribadi masing masing terhadap satu semester yang telah dilewati.

Di akhir semester ini pula fakultas saya, teknik mesin dan dirgantara, angkatan 2012 dikenali prodi-prodi yang ada. meskipun prodi unggulan "Teknik Mesin" sudah dilakukan di awal semester. Mungkin hal ini dilakukan agar peminatnya tidak terlalu banyak hingga membuat overload kuota yang implikasinya dilakukan pemotongan pemimnat ke prodi yang minim peminat. Maklum, sudah menjadi tradisi diantara tiga prodi, "Aeronautics and Astronautics(dulu Teknik Penerbangan)", "Teknik Material" dan "Teknik Mesin", Teknik Mesin lah yang paling banyak diminati.

Barangkali yang membuat prodi tersebut banyak peminat salahsatunya adalah 'gengsi', ya ketika SMA ketika saya mendengar "Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung" telrlintas kata 'wuih...' di hati saya.Tidak bisa diasumsi mengapa saya bisa seperti ini, memang prodi yang satu ini sudah ada sejak dahulu dan menghasilkan lulusan-lulusan yang menebar harumnya nama ITB ini. Begitu juga Teknik Sipil, dan Teknik Minyak.


Teknik Mesin dengan ciri jaket garis tiga
Logo Himpunsn Teknik Mesin



















Pun demikian prodi lain tidak kalah hebatnya, belakangan tanggal 4 Desember 2012 saya mengikuti pengenalan prodi Material. Saya sangat terkesima karena teknologi Material memang sudah tingkat lanjut, Indonesia memiliki satu-satunya prodi Material Murni, yang benar-benar material. hanya di ITB. Tidak di universitas lain yang menyatu dengan Melalurgi.

Tentu, ada baik tidaknya dari hal ini baiknya Indonesia memiliki peluang lebih dalam mengambangkan ilmu materialnya di dunia material sendiri. ITB mempunyai lab material yang tidak dimiliki Universitas lain. Mungkin kekuraganya hanya satu, banyak hal spele yang mungkin bagi orang awam mebuat bertanya tanya, "Material? mau kerja di toko bangunan?" awalnya pikiran saya sempat mengarah kesana, mungkin hal tersebut sama seperti yang orang awam lain anggap. Nyatanya tidak! di Teknik Material ada tiga poin utama yang menjadi pembahasan selama di kuliah Logam, Polimer, dan Keramik. itu yang mereka pelajari, dan gabungan antara ketiganya ialah Komposit. Intinya dari sebagian besar ilmu ini adalah bagaimana memadukan sifat baik dari suatu material, misalnya untuk membuat mobil Lamborghini Aventador dibutuhkan material yang sekuat dan seringan mungkin.



Anda tahu? ketika saya mengikuti pengnalan Teknik Material tersebut ternyata ilmunya dalam sekali, sedalam bumi menuju inti bumi melewati mantelnya. Bukan hanya membuat material saja, melainkan juga menganalisis ,mengkaji, serta memadupadankan materi yang dinginkan. Jika suatu saat terjadi kesalahan jembatan ambruk, gagalnya proyek. sekarang bisa diselidiki siapa yang disalahkan. Entah itu materialnya, konstruksinya, ataupun berkangsungnya proses "korupsi" di situ. Tentu masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan oleh Teknik Material "engginering is nothing without material".

Logo Himpunan Teknik Material saat Wisuda
Lain halnya dengan Teknik Penerbangan yang sekarang bernama Aeronautics and Astronautics, mengapa? karena oarang-orang sering bertanya bahwa di ITB ada sekolah Pilot tak ayal pertanyaan tersebut berasal dari luar dan dalam negri. Sehingga kepala prodi nya Dr. Taufiq Mulyanto ST. memutuskan untuk mengganti namanya.

Mendengan kata Teknik Penerbangan terlintas dalam pikiran mengenai Pesawat Udara, ya memang benar prodi yang satu ini lebih fokus kepada dunia dirgantara. Namun pada proses perancangan serta pengembangannya. Di dalam penjelasan saat pengenalan prodi dijelaskan bahwa pada dasarnya dalam dalam perancangan pesawat perlu diimbangi antara segi aerodinamikanya, kontroling, struktur, serta tentunya pembuatan kerangka yang ringan agar dapat terbang.

Suasana ketika Pengenalan Prodi Penerbangan(namanya sekarang Aeronautics dll)
Saya sangat sependapat terhadap pendapat kepala prodi menganai prubahan nama itu. Pasalnya dalam prodi ini utamanya membahas mengenai sesuatu yang mengalir, baik udara maupun cairan, sehingga mengenai pembuatan kincir angin, pendesainan mobil, hingga perminyakan ada dalam aplikasi penerbangan. Sehingga dinamakan Aeronautic dan Astronautics, bukan sekedar penerbangan saja.

Sayangnya di Indonesia ini untuk mengembangkan dunia kedirgantaraan sangat dibutuhkan peran yang kuat dari pemerintah, karena dibutuhkan investasi yang besar untuk mengembangkanya. Indonesia sempat maju di dunia penerbangan ketika masa Habibie masih menjadi professor di dunia dirgantara. Namun karena krisis moneter distoplah pengembanganya.
Beberapa Aplikasi yang dipelajri oleh Teknik Penerbangan (sshh..! Aeronautics)

Itulah prodi prodi dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, terdapat banayk ilmu yang menarik di sini, Mesin, Material, hingga Aeronautics. Semua ilmu tersebut tidak bisa berdiri sendiri, Mesin tanpa Material bukan apa-apa, begitu sebaliknya, Aeronautics tanpa Mesin bukan apa-apa, juga sebaliknya. dan Aeronautics tanpa Material pun saling berkaitan. Sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik dalam menghasilkan sebuah karya. Baik antar ilmu, manusia, serta insan itu sendiri.

Comments

Popular Posts