Umat Islam modern, antara fikih dan kauniah
Minggu, 3 Maret 2013 Institut Teknologi Bandung(ITB) merayakan ulangtahunnya yang ke 54. Genap 54 tahun sudah ITB berdiri. Sebenarnya lebih lama dari itu harusnya kampus ini berumur 93 tahun, namun namanya masih de Technische Hoogeschool te Bandung (THB) didirikan oleh Belanda.
ITB merupakan kampus yang sangat bersejarah. Berbagai fakultas mewakili Ilmu, Teknologi, dan Seni yang saling melengkapi satu sama lain menjadikannya sebagai sebuah kampus yang unik luar biasa. Sebuah ilmu yang beragam tentu tidak pernah lepas dari hukum alam, sains membantu kita untuk bisa mengenal serta mempelajari lebih jauh misteri ilmu pengetahuan yang belum pernah diungkap.
Sejak menempuh sekolah saya pribadi mengenal ilmuan-ilmuan yang telah berjasa menemukan sebuah teori dalam bidang sains seperti Thomas Alfa Edison, Disel, Wright bersaudara dan masih banyak lagi. Sejumlah temuan yang mereka temukan sangat berguna bagi umat manusia. Lebih jauh lagi pada zaman yunani kuno Aristoteles dengan pemikiranya yang mempelopori ilmu pengetahuan.
Kita tahu bahwa jika kita memberi tanggapan seorang penemu mayoritas berasal dari barat. Padahal jauh sebelum barat berjaya, dunia Islam pernah mencapai masa keemasanya pada abad ke-8 hingga ke-15 dibwah Dinasti Abasiyah masa keemasan tersebut ditandai dengan spirit pencarian, tradisi intelektual, serta berkembangnya ilmu pengetahuan yang di awali dari karya tullis para filsuf Yunani kuno.
Dalam rentang kemasan ini banyak ilmuan Islam yang lahir seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Al Khawarizmi yang penemuanya kita kenal dengan nama Aljabar(Teman saya mengatakan jurusan kuliah paling susah di S2 Matematika ITB untuk Matematika).
Dalam bidang optik juga pencetus hukum pembiasan cahaya Ibn Sahl, bahkan pada tahun 825 M manusia sudah membuat percobaan terbang terlebih dahulu dialah Ibnu Firnas dengan melompat dari menara Masjid Agung Cordova dan berhasil!. Jauh setelah itu Wright brothers pada tahun 1900 M yang baru memulai percobaan gilder(semacam pesawat)-nya.
Ilmuan-ilmuan Islam menjadi jembatan bagi kemajuan ilmu di zaman modern yang secara perlahan mengalami transisi ke dunia Barat yang menjadikan Eropa bangkit menuju masa cerah nya(renaisans).
Apakah pembaca merasa asing dengan nama-nama diatas? ya, seakan nama-nama sarjana Islam tersebut tertutupi oleh Ilmuam dari dunia Barat, kita tahu Newton, Tesla, Wright Bersaudara, dan lainnya. Namun, siapa yang nama depanya ada Ibnu Ibnu tersebut?
Sekarang kejayaan umat tinggal sejarah(ilmuan islam di sejarah adalah Ibnu Khaldun lho) umunnya negri-negri kaum muslim sekarang masih terbelakang. Dunia Islam yang pernah menjadi raksasa di bidang sains dan teknologi di abad pertengahan kini seakan akan menjadi 'macan ompong'.
Mengapa demikian? Sadarkah kita, selama ini umat Islam nampaknya terlalu fokus kepada fikih belaka. Padahal di dalam petunjuk yang di berikan Allah SWT, dari 6.236 ayat Alquran terdapat lebih dari 750 ayat kauniah, yaitu mengenai alam semesta, dan hanya sekitar 150 ayat fikih, yaitu persoalan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia.(Syaikh Thanthawi dalam kitab tafsir Al-Jawahir)
Namun para ulama telah menulis ribuan kitab fikih, tetapi nyaris tidak memperhatikan kitab tentang alamraya dan seisinya. Alquran yang berlaku sepanjang zaman dan kepada seluruh manusia yang satu-satunya kitab suci yang tidak pernah mengalami perubahan sejak diturunkan.
Kita telrlalu banyak menghabiskan tenaga melalui persoalan fikih ini. Masih banyak ayat yang berbicara mengenai alam semesta belum lagi ayat ayat Allah yang berada di alam semesta, ayat kauliah. Ayat yang berbicara mengenai alam semesta contohnya adalah an nahl ayat 68-69 yang membicarakan tentang lebah yang diberi wahyu untuk membuat sarang di pohon, di bukit-bukit, memakan buah dan dari perutnya keluar cairan yang dapat menjadi obat bagi manusia. Masih banyak ayat yang lainya.
Sekarang waktu masih berjalan, kita sebagai umat Islam tidak harus terlalu fokus di dunia fikih, namun juga ditambah dengan mempelajari ayat ayat Allah mengenai Alam semesta. Karena semua itu merupakan tanda kebesaran Allah SWT.
tulisan Muhammad Ilham Nafan dari referensi Agus Purwanto dalam Pengantar Alquran terjemah edisi ilmu pengetahuan Alalim.
ITB merupakan kampus yang sangat bersejarah. Berbagai fakultas mewakili Ilmu, Teknologi, dan Seni yang saling melengkapi satu sama lain menjadikannya sebagai sebuah kampus yang unik luar biasa. Sebuah ilmu yang beragam tentu tidak pernah lepas dari hukum alam, sains membantu kita untuk bisa mengenal serta mempelajari lebih jauh misteri ilmu pengetahuan yang belum pernah diungkap.
Sejak menempuh sekolah saya pribadi mengenal ilmuan-ilmuan yang telah berjasa menemukan sebuah teori dalam bidang sains seperti Thomas Alfa Edison, Disel, Wright bersaudara dan masih banyak lagi. Sejumlah temuan yang mereka temukan sangat berguna bagi umat manusia. Lebih jauh lagi pada zaman yunani kuno Aristoteles dengan pemikiranya yang mempelopori ilmu pengetahuan.
Kita tahu bahwa jika kita memberi tanggapan seorang penemu mayoritas berasal dari barat. Padahal jauh sebelum barat berjaya, dunia Islam pernah mencapai masa keemasanya pada abad ke-8 hingga ke-15 dibwah Dinasti Abasiyah masa keemasan tersebut ditandai dengan spirit pencarian, tradisi intelektual, serta berkembangnya ilmu pengetahuan yang di awali dari karya tullis para filsuf Yunani kuno.
Dalam rentang kemasan ini banyak ilmuan Islam yang lahir seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Al Khawarizmi yang penemuanya kita kenal dengan nama Aljabar(Teman saya mengatakan jurusan kuliah paling susah di S2 Matematika ITB untuk Matematika).
Dalam bidang optik juga pencetus hukum pembiasan cahaya Ibn Sahl, bahkan pada tahun 825 M manusia sudah membuat percobaan terbang terlebih dahulu dialah Ibnu Firnas dengan melompat dari menara Masjid Agung Cordova dan berhasil!. Jauh setelah itu Wright brothers pada tahun 1900 M yang baru memulai percobaan gilder(semacam pesawat)-nya.
Ilmuan-ilmuan Islam menjadi jembatan bagi kemajuan ilmu di zaman modern yang secara perlahan mengalami transisi ke dunia Barat yang menjadikan Eropa bangkit menuju masa cerah nya(renaisans).
Apakah pembaca merasa asing dengan nama-nama diatas? ya, seakan nama-nama sarjana Islam tersebut tertutupi oleh Ilmuam dari dunia Barat, kita tahu Newton, Tesla, Wright Bersaudara, dan lainnya. Namun, siapa yang nama depanya ada Ibnu Ibnu tersebut?
Sekarang kejayaan umat tinggal sejarah(ilmuan islam di sejarah adalah Ibnu Khaldun lho) umunnya negri-negri kaum muslim sekarang masih terbelakang. Dunia Islam yang pernah menjadi raksasa di bidang sains dan teknologi di abad pertengahan kini seakan akan menjadi 'macan ompong'.
Mengapa demikian? Sadarkah kita, selama ini umat Islam nampaknya terlalu fokus kepada fikih belaka. Padahal di dalam petunjuk yang di berikan Allah SWT, dari 6.236 ayat Alquran terdapat lebih dari 750 ayat kauniah, yaitu mengenai alam semesta, dan hanya sekitar 150 ayat fikih, yaitu persoalan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia.(Syaikh Thanthawi dalam kitab tafsir Al-Jawahir)
Namun para ulama telah menulis ribuan kitab fikih, tetapi nyaris tidak memperhatikan kitab tentang alamraya dan seisinya. Alquran yang berlaku sepanjang zaman dan kepada seluruh manusia yang satu-satunya kitab suci yang tidak pernah mengalami perubahan sejak diturunkan.
Kita telrlalu banyak menghabiskan tenaga melalui persoalan fikih ini. Masih banyak ayat yang berbicara mengenai alam semesta belum lagi ayat ayat Allah yang berada di alam semesta, ayat kauliah. Ayat yang berbicara mengenai alam semesta contohnya adalah an nahl ayat 68-69 yang membicarakan tentang lebah yang diberi wahyu untuk membuat sarang di pohon, di bukit-bukit, memakan buah dan dari perutnya keluar cairan yang dapat menjadi obat bagi manusia. Masih banyak ayat yang lainya.
Sekarang waktu masih berjalan, kita sebagai umat Islam tidak harus terlalu fokus di dunia fikih, namun juga ditambah dengan mempelajari ayat ayat Allah mengenai Alam semesta. Karena semua itu merupakan tanda kebesaran Allah SWT.
tulisan Muhammad Ilham Nafan dari referensi Agus Purwanto dalam Pengantar Alquran terjemah edisi ilmu pengetahuan Alalim.

Comments
Post a Comment