Teknologi, Samsung ke Amerika
Baru
beberapa hari yang lalu nuansa Korea menyelimuti kota Newyork di
Amerika lewat peluncuran produk Samsung-nya yang ditunggu tunggu, yaitu
galaxy S4, sebuah ponsel pintar Android yang sedang naik daun.
Sebelumnya
ketika produk Apple, saingan Samsung asal Amerika, masih mendominasi
perusahaan asal Korea itu merilisnya di Eropa. Namun karena tingginya
permintaan di Amerika profider-profider seluler di sana meminta untuk
merilis produk selanjutnya yang ditungu-tunggu tersebut. Tak tanggung
tanggung tanggal 14 maret 2013 acara perilisan produk teranyar Samsung
tersebut di selenggarakan di NewYork Times Square, prestisius memang
karena belum tentu semua pihak bisa menyelenggarakan suatu acara atau
malahan menjual produk di tempat itu.
Apakah
Anda merasa ada yang janggal dari peristiwa tersebut? Saya sangat
merasa kagum sekaligus ternga-nga bayangkan betapa bangganya warga Korea
bahwa produk dari dalam negerinya sendiri bisa mendunia. Bahkan
penduduk Amerika sendiri mengincar-ngincar nya, meskipun tidak berjalan
mulus karena Samsung sempat mendapatkan masalah lisensi dan paten di
USA, seakan tidak mempengaruhi gairah konsumen untuk ingin tahu dan
membeli produk Samsung tersebut.
Saya
pribadi jika misalnya menjadi penduduk Korea selatan tentu sangat
merasa bangga, bangga bahwa produk negaranya berhasil memukau mata
dunia. Bahkan boleh jadi sekarang menyalip negeri tetangganya, Jepang.
Berkat teknologi kita bisa mengubah dunia, teknologi merupakan sesuatu yang abstrak. Mengapa?
Sekarang
mari kita berpikir, misalnya kita memiliki uang apakah kita bisa
membeli sebuah teknologi? Ya, namun membeli sebuah handphone atau
smartphone bukan berarti membeli sebuah teknologi. Teknologi yang
menjadi pembahasan kita adalah teknologi yang bisa menjadikan kita lebih
maju. Seperti teknologi pembuatan PLTN (pembangkit listrik tenaga
nuklir), bisakah kita membangun nya? Apakah negara kita bisa membuat
roket menuju ke bulan? Bisa saja, namun faktor yang menentukan adalah
kita belum punya teknologinya.
Pernah
suatu ketika di ITB, fakultas mesin ingin memesean alat pengukur
kekeasaran permukaan dari Amerika, namun yang terjadi ialah tidak
diperbolehkan oleh pihak luar itu sendiri, alasannya karena ITB berada
di dekat Batan( badan tenaga atom nasional) takut disalahgunakan untuk
tujuan nuklir. Begitu juga dosen fisika yang hendak memesan laser untuk
tujuan penelitian namun lagi-lagi tidak diperbolehkan di Amerika nya.
Alasannya takut di salah gunakan sebagai senjata untuk pembantu penunjuk
jalan peluru kendali.
Itulah salah satu fakta bahwa teknologi tidak gratis, belum tentu kita bisa punya meskipun punya banyak uang sekalipun.
Jalanya
hanya dua, yang pertama kita harus membuat sebuah teknologi itu
sendiri, inilah salah satu jalan yang bisa kita tempuh menciptakan
teknologi merupakan. Cara terbaik yang bisa kita lakukan, cara kedua
adalah yang bisa jadi merupakan cara terakhir mencuri teknologi, bisa
dilakukan oleh siapa pun. Sebuah teknologi bisa jadi membangkitkan nama
bangsa, dengan teknologi kita bisa menguasai dunia, dengan teknologi
juga kita sebagai umat manusia bisa terus mengetahui lebih dalam
mengenai apa yang diciptakanNya.

Comments
Post a Comment