Waktu serasa cepat berlalu, kini saya berada di peghujung semester 1 di tingkat pertama Institut Teknologi Bandung, rasanaya baru saja OSKM (orientasi siswa baru) yang diwarnai dengan lampion terbang, dan perintah untuk membentuk formasi barisan huruf "ITB" di lapangan yang waktu itu diberi hitungan menit dari barisan persegi menjadi huruf "ITB" yang dipesertai oleh 3000 mahasiswa baru.
 |
| Suasana ptnutupan OSKM diwarnai dengan balon udara mini |
Selama berada di kampus saya bertemu dengan berbagai macam orang luar biasa. baik mahasiswanya maupun dosen pengajarnya. begitu pula dengan alumi ITB yang sangat solid setia dengan kampusnya hingga saat ini, ya mereka ada yang memberikan sumbangan berupa benda san prasarana, bayangkan di ITB masih ada reuni angkatan, bukan reuni alumni secara keseluruhan, waktu itu saat saya baru masuk saya menyaksikan ada reuni angkatan '77, hal ini memang cukup sulit untuk mengumpulkanya karena sudah bertahun-tahun angkatan tersebut berkiprah di Indonesia, bahkan Dunia.
 |
| Mahasiswa baru diperintah oleh kakanya untuk membuat ini (www.tumblr.com/tagged/oskm-2012) |
Begitu pula angkatan '70, yang menghibahkan taman Ganesha untuk di renovasi. begitu banyak yang lainya. Entah mengapa saya sendiri merasakan atmosfir ITB yang menbuat tiap angkatan menjadi dekat, erat, dan solid.
 |
| salah satu Sumbangan alumni(rinaldimunir.wordpress.com) |
Begitu banyak barang barang di ITB hasil dari hibah alumninya. ada tugu Intel dari angkatan '70. gedung yang bernama seseorang yang telah menghibahkan sejumlah uang, seperti gedung TP. Rachmat, Gedung Achmad Bakrie, hingga Gedung Kuliah Umum Barat yang sangat rumit, banyangkan gedung tersebut berisi ruang kuliah dengan susunan banku khas Stadion, ada 4 lantai, dan setiap lantai setengah terdapat Toilet. tangganya pun harus tepat. agar tidak jauh dari ruangan tujuan kita, konon Arsiteknya adalah Ir. Soekarno, presiden Indonesia pertama yang pernah sekolah di Teknik Sipil ITB.
 |
| GKU barat, gedung terumit versi penulis |
ITB sendiri sebenarnya adalah sebuah sekolah buatan belanda, waktu itu pertama berdiri adalah Teknik Sipil, dimana Bung Karno mengenyam pendidikan. oleh karena itu banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang masih berdiri. dengan ciri khas batu hasil pembekuan lava gunung berapi di samping temboknya.
Bersukur sekali bahwa rektorat menetapkan untuk tidak mengubah bentuk dari bangunan-bangunan tersebut. bangunan peninggalan belanda sangat dominan di bangian depan. Ketika saya berada di bangunan tersebut masih ada kaca yang dibuat dengan cara tradisional sehingga terkesan meliuk-liuk. berbeda dengan kaca sekarang yang sangat datar.
 |
| gedung ITB peninggalan zaman belanda(wikipedia.com) |
Ada pula pohon semak-semak tua yang berada di pintu utama ITB, pohon semak yang berbunga ungu itu sudah berumur ratusan tahun. sehingga terlihat sangat besar dan bukan semak, seperti saat kecilnya. Konon bunga tersebut berfungsi sebagai bunga selamat datang bagi semua pengunjung maupun mahasiswa lantaran berbunga sepanjang musim.
 |
| semak-semak tua di gerbang depan itb(kiri dan kanan) (yadis9.wordpress.com) |
Ada pula yang membuat saya sedikit terharu adalah gedung PAU, yaitu satu satunya bangunan tertinggi di ITB. Sentuhan arsitekturnya mengingatkan saya pada saat indonesia maju-majunya, tahun 90an gaya bangunan arsitek indonesia meniliki ciri khas nya. dengan tulang beton yang berada diluar beserta sentuhan kusein seperti tralis raksasa menghiasi bangunan ini, saya teingat dengan bangunan pada masanya seperti bangunan, PDAM(perusahaan air minum) bandung, PT Indonesia Power pusat, dan yang membuat saya miris adalah bangunan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di dekat bandara Bandung yang sekarang terlihat sepi.
 |
| gedung PAU dengan arsitek khasnya(www.flickr.com/photos/affan-basalamah/317017891/) |
Mengapa miris? suatu hari saat SMA, ketika saya sudah di bandung, saya di ajak orang tua saya untuk melihat sisa-sisa kejayaan Indonesia di bidang dirgantara, tempatnya di komplek Bandara Husein Sastranegara, ditika disana saya melihat bangunan seperti gudang pesawat, berbentuk setengah drum dalam keadaan horizontal, yang sudah tak terawat, yang sangat banyak berbentuk seperti komplek. ayah saya mengatakan dulu ini adalah pabrik pesawat zaman Habibie. waktu itu memang saat habibi menjadi wakil presiden ia semangat sekali mengembangkan Teknologi di indonesia, termasuk PT DI. namun semua tinggal kenangan, saya kemudian diajak menuju kantor pusatnya, yang seolah menjadi saksi bisu bahwa indonesia selangkah lagi akan menjadi pelopor teknologi.
 |
| Kantor PT DI dengan arsitek khas Indonesia(earth,google.com) |
Ayah saya kemudian berkata, "Nak, Dulu orang-orang dari perguruan tinggi terbaik berlomba-lomba untuk bekerja disini" miris sekali mendengarnya. Indonesia yang sekarang mahasiswanya bangga bekerja di perusahaan Asing, dulu pernah memiliki salah satu perusaan yang diperebutkan oleh para lulusan-lulusan terbaik bangsa.
 |
| PT DI selamgkah lagi kita maju (earth.google.com) |
Ayah saya adalah lulusan nuklir Universitas Gajah Mada(UGM), dulu jurusan Nuklir adalah jurusan yang sangat prestisius, melihat teknologi yang digunakan sangat luar biasa dimasanya. Namun tidak sekarang, gedung Badan Tenaga Atom Nasional(BATAN) di samping kampus ITB juga seakan menjadi saksi bisu bangaimana negara ini dulu selangkah lagi memiliki potensi menjadi naga Asia, karena teknologinya. lagi-lagi dengan sentuhan gaya arsitek yang sama dengan gedung semasanya(PT DI, PAU).
 |
| salah satu kantor Badan tenaga atom nasional (BATAN) (www.republika.co.id) |
Diluar negeri, orang indonesia banyak memberikan sumbangan ilmu dan penemuan, anda tahu? seperti salah satunya teknologi 4G yang ditemukan oleh Prof. Khoirul Anwar di jepang. ia hanya satu dati sekian banyak tokoh penemu-penemu indonesia diluar sana.
 |
| Prof. Khoirul Anwar peneliti sekaligus penemu 4G di Jepang (kolom-biografi.blogspot.com) |
Kita memiliki Sumber daya alam yang melimpah, orang-orang yang sangat
luar biasa potensinya. kita hanya perlu fokus, bersabar, dan Istiqomah untuk menjalaninya.
Kini, gaya arsitek Khas yang tak bisa diungkapkan kata-kata itu hanya
membuat saya terpaku, bahwa Indonesia mereka itu hanya saksi bisu, pada era tersebut, Indonesia selangkah lagi hampir menjadi Macan Asia karena teknologinya, begtu juga Sumber dayanya.
 |
Gedung PAU beserta gedung lainya di google earth.
(*)
Muhammad Ilham Nafan
Mahasiswa ITB 2012
|
Comments
Post a Comment