Tulisan islami: Mau kuliah atau berkarir di Jerman/negara maju? Tunggu dulu!
Kalau ada yang bertanya, saya mau kuliah ke Jerman, apa yang saya harus lakukan? Saya akan jawab "tunggu dulu". Kenapa, akan terjawab dalam tulisan ini.
Sebagai seorang muslim yang pernah merasakan langsung pendidikan S2 di Jerman.
Secara prinsip saya lebih menganjurkan apabila ingin sekolah ke Jerman untuk S2. Kecuali mungkin apabila pilihan langsung kuliah S1, benar benar merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Karena tidak ada ilmu tersebut di Indonesia misalnya. Selain itu juga sudah mempersiapkan dengan detail apa yang harus dimiliki.
Karena ketika anda sebagai pelajar sedang menuntut ilmu di Jerman, anda akan berhadapan dengan fakta-fakta yang mengejutkan. Berikut ini fakta fakta yang akan akan dihadapi sebagai seorang muslim sekaligus dengan beberapa solusinya. Sebagai catatan, solusi masih sangat mungkin dikembangkan dan bukanlah solusi absolut untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam fakta nya karena ini murni pendapat saya pribadi.
- Melaksanakan Solat wajib lima waktu
Tak bisa dipungkiri kewajiban minimal seorang muslim adalah melaksanakan ibadah Agung solat lima waktu. Namun jika anda menjadi seorang mahasiswa yang sedang kuliah di negara dengan muslim minoritas, siap siaplah berhadapan dengan kegiatan yang menabrak waktu solat.
Ingat ya bukan hanya menabrak azan saja, tetapi bahkan menabrak waktu solat. Sebagai contoh pada suatu hari, waktu duhur dilaksanakan jam 13.00 Central European time(CET) hingga jam 16.00 CET, kemudian setaelh itu waktu ashar di mulai. Jika hanya melewati azan tentu hal ini juga kita rasakan di Indonesia, namun di Jerman jika sangat umum jika ada matakuliah atau kegiatan yang mengharuskan kita hadir melampaui waktu tersebut. Dari jam 12.00 hingga 16.30 misalnya.
Otomatis waktu tersebut melampaui jam solat duhur. Biasanya di Indonesia sangatlah mudah bagi kita untuk langsung ke mushola, untuk wudhu dan solat. Namun ternyata tidaklah semudah itu, jika diluar negri sana.
Kita harus mencari cari tempat solat sendiri. Karena tidak adanya mushola di setiap gedung seperti halnya di Indonesia, biasanya jika menemukan tempat faforit untuk solat di kampus luar negri tempat solat berada di tangga paling atas atau paling bawah atau bisa juga dengan mencari kelas yang sedang tidak dipakai. Jika beruntung bahkan bisa menemukan universitas yang menyediakan ruangan sunyi, biasa digunakan untuk solat.
Jika berlangsung kuliah dan yakin waktu solat akan dilewati, yang bisa dilakukan adalah melipir keluar ruangan, selalu di pastikan dalam kondisi selelu sedang berwudhu. Karena apabila berwudhu kembali sangat memakan waktu, terlebih toilet di Barat mayoritas adalah toilet kering yang tidak ada air apalagi tempat wudhu. Alhamdulillahnya di toilet kering itu masih ada wastafel sehingga kalau pun terpaksa wudhu bisa dilakukan di sana.
Peruabahan waktu solat pun semakin extrim perubahannya jika mendekati perubahan musim. Bisa jadi hampir setiap hari, menit untuk waktu solat bisa berubah. hal ini dikarenakan lokasi Eropa yang berada jauh dari katulistiwa.
Tak hanya perubahannya, waktu solat pun juga extrim. Biasanya waktu solat extrim terjadi ketika berada di puncak musim dingin ataupun musim panas, dimana pada musim dingin, yaitu bulan November dan Desember waktu antara duhur dan ashar menjadi sangat singkat, yaitu bisa berjarak hanya dua jam saja. Contoh pada 6 Desember, waktu duhur di Essen adalah jam 12.22 dan langsung masuk waktu asar pada pukul 02.07. Jika musim panas, misalnya waktu isya menjadi jam 11.30 dan subuh nya jam 02.30
- Jam kuliah random
Kuliah di tempat dengan muslim minoritas, berakibat di ambilnya kebijakan yang tidak mendukung umat muslim menjalankan ibadah. Seperti halnya jam kuliah wajib, yang kadang melampaui waktu solat jumat, sebagai laki laki yang diwajibkan solat jumat, mungkin hal ini menjadi masalah. Pada akhirnya adalah kita di tuntut untuk kreatif memilah mana yang penting dan tidak. Untuk saya pribadi, jika kuliah yang bersangkutan tidak begitu penting, maka saya memilih ikut jumatan.
- Wajib Menjaga Wudhu
Ini merupakan hal yang saya baru rasakan selama kuliah di Eropa, perlu menjaga wudhu, karena untuk mencari tempat wudhu bukanlah hal yang mudah sehingga paling tidak kita sudah berwudhu dari rumah, jikalau batal setidaknya wudhu jadi lebib mudah dikarenakan ketika hendak membasuh kaki di wastafel, hanya perlu usap punggung kaki saja.
Jika terlupa wudhu dari rumah, siap siap harus buka sepatu dan kaos kaki, lalu angkat kaki ke wastafel. Lebih repot, lama dan bisa bisa membasahi lantai toilet.
- Oh nikmatnya makanan-makanan di Jerman, tapi...
Ups! Jangan salah Jerman terkenal dengan pembuat sosis pertama kali di dunia. Aroma nya sangatlah nikmat. Namun tidak semua sosis bisa langsung dimakan di sini, kalau tidak teliti, bisa zonk dapat sosis yang ada B2 nya alias ada babinya.
Harus serba hati hati di luar negri, ketika hendak makan makanan atau minum, makanan pun tidak lepas dari campuran alkohol, seperti kue Eierlikor, Tiramisu, bahkan coklat sekalipun.
Sangat perlu dilihat ketika hendak berbelanja di supermarket untuk melihat komposisinya terlebih dahulu. Berikut dengan turunnya Karena kadang makanan seperti es krim pun tidak luput dari campuran emulator berbahan dasar babi. Seperti E471, regulator, lesitin, hingga gelatin bisa kemungkinan turunan dari babi .
Untuk ayam dan daging sapi sebenarnya mudah ditemukan hampir di semua supermarket, namun kalau saya lebih memilih untuk membeli daging dagingan di toko Arab atau Turki, karena merasa lebih terjamin.
Jika makan di luar, bisa di pilih ke Restaurant. Alhamdulillah banyak sekali Restaurant Arab atau Turki yang menjual makanan dari daging yang halal. Saya juga pernah makan di restoran Thailand yang halal, jika menemukan label halal Rasanya, rasa khawatir hilang sama sekali.
- Mendapat Teman Teman yang Berbeda
Berbeda budaya, berbeda warna kulit, berbeda latar belakang, berbeda bahasa, berbeda agama, semuanya. Itulah kata yang saya rasa tepat untuk menggambarkan memiliki teman di negara asing, sangat tidak bisa dihindari kita pasti akan berkomunikasi dengan orang lain, mungkin orang yang penduduk asli negara tersebut (native) juga teman negara lain.
Namun kita harus mengerti bahwa merka tidak tahu kita sebagai orang Indonesia, seperti apa. Apa yang kita anggap biasa bisa dianggap tabu di luar negri.
Maka sudah semestinya menjadi tugas kita untuk bisa dan berani menjelaskan, kepada teman teman kita bahwa kita harus biasa melakukan ini dan itu. Terlebih yang sifat nya mendesak, seperti kewajiban yang diperintahkan agama.
Sebagai contoh, jika di ajak ke tempat makan, sudah menjadi budaya di barat sana, bahwa apapun makanannya minumnya sering minuman beralkohol seperti bir atau wine. Maka jangan segan memberi tahu jika kita tidak minum minuman seperti itu. Kita jelaskan bahwa pada dasarnya kita sebagai seorang muslim, diharuskan menjalani perintah untuk tidak minum alkohol. Juga memakan makanan yang di tetapkan keharamannya.
Bergaul antar sesama manusia juga demikian, interaksi dengan lawan jenis, dimana tugas Kitalah yang mengatakan kepada mereka.
Sehingga jangan sampai kita menurunkan niat apabila hanya karena malu menjelaskan atau tidak enak. Karena sesungguhnya banyak dari mereka yang memang tidak tahu sama sekali tentang islam, bahwa dalam islam seorang muslim memiliki aturan yang perlu diikuti. Apabila mereka tahu, maka hampir bisa dikatakan semua baik baik saja. Bahkan malah kita memperkenalkan kepada mereka tentang islam.
Barangkali itu rangkuman poin yang didapat jika seseorang mencoba untuk kuliah diluar negri. Alasan jika ketika s2 menurut saya karena ketika s1 bisa bersiap siap lebih dahulu baik secara agama maupun secara mental. Selain itu s1 di Indonesia biasa lebih cepat dibandingkan dengan s1 di Jerman, karena s1 di Jerman bukan hal yang mudah untuk dijalani. Harapannya setelah di gembleng kuliah di Indonesia, maka s2 dapat dilanjutkan dengan mudah.
Untuk yang berencana kerja kurang lebih tantangan yang di hadapi sama. Yang berbeda adalah waktu yang fix setiap hari. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pertimbangan untuk pembaca yang hendak studi di S2. Semua poin tersebut adalah poin murni pendapat pribadi yang saya dapatkan selama menempuh studi s2 di Jerman. Harapan dari tulisan ini dibuat agar pengalaman yang di dapat bermanfaat bagi orang lain.

Comments
Post a Comment