Imigrasi Tombak Inovasi
Belakangan ini Trump melaksanakan janji kampanye nya. Mempersulit para imigran baru untuk bisa kerja di Amerika dengan alasan agar orang Amerika bisa mengisi lapangan kerja. Deharapkan dengan itu angka pengangguran berkurang drastis.
Inilah yang di diam idamkan pemilihanya saat itu. Yang banyak mayoritas ingin agar dengan cara itu Amerika bisa hebat kembali. Makes America great again.
Namun apakah ia, dengan anti imigran sebuah negara bisa makin berjaya? Padahal Amerika sendiri mayoritas latar belakang penduduknya adalah imigran dari Eropa. Penduduk asli Amerika adalah suku Indian.
Begitu juga Jerman, yang pada tahun 2016 juga sempat mengalami krisis imigran. Dari Suriah dan negara tetangganya. Membuat beberapa penduduknya, yang neo-nazi yang juga tidak setuju imigran memilih partai baru AFD(Alternative für Deutschland) pada pemilu Jerman 2017 12% dari yang sebelumnya belum sedikit sama sekali. Yang terkenal sangat anti-islam dan imigran. Karena mereka meyakini dengan masuknya 800.000 imigran baru membuat proses islamisasi di Jerman lebih cepat. Artinya terror akan mudah terjadi. Hal ini membuat partai yang dulunya tidak punya suara saat, setelah pemilu 2017 ini bisa menduduki parlemen Jerman.
Sekarang pertanyaannya adalah, Apakah iya imigrasi hanya memperburuk keadaan suatu negara?
Kita lihat contoh dari negara yang bisa kita pelajari, negrara maju dengan jumlah imigran yang minim. Jepang. Sejak tahun 60an Jepang menjadi negara sangat maju. Dulu inovasi-inovasi produk dari perusahaan Jepang seakan membuat semua negara menjadi pengunanya. Dari produk elektronik hingga otomotif bahkan dunia hiburan Sony Walkman, sharp, Honda, hingga Doraemon.
Namun era globalisasi sudah semakin merasuk ke seluruh penjuru dunia. Inovasi menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap perusahaan. Jepang yang tidak banyak pendatang membuat karyawan nya semakin berumur, kaderisasi minimal dan Kultur karyawan yang homogen.
Rupa nya hal ini membuat inovasi menjadi hal yang sulit karena kekurangan ide ide baru. Salah satu perusahaan yang bisa kita lihat jelas adalah handphone Sony, yang tidak lagi berjaya. Sharp yang juga perlahan bankrut.
Ide brilian lah yang saat ini menentukan, siapa yang bisa menguasai pasar. Atau minimal untuk menjaga tetap hidup. Agar tidak kalah dengan perusahaan kompetitor. Namun nyatanya perusahaan perusahaan mendapatkan ide yang sangat baru dengan mempekerjakan orang dengan Kultur berbeda. Yaitu karyawan berlatarbelakang imigran.
Keberadaan imigran memang sangat membantu perusahaan untuk menghasilkan inovasi baru, yang out of the box. Ternyata ketika seseorang mencari ide, ide tersebut didapat berdasarkan latar belakang budayanya. Juga berdasarkan bagaikan masa kecil ia dibesarkan.
Hal ini membuat brainstorming menghasilkan ide yang sangat beragam apabila ide tersebut diahasilkan oleh tim dengan latar belakang negara yang berbeda-beda.
Ketika S1 di Bandung dulu sebenarnya Jepang sendiri sudah berusaha mengajak mahasiswa di Indonesia untuk kerja di sana. Namun sebenarnya di mata internasional, Jepang termasuk negara yang kurang faforit.
Di negara matahari ini, jam kerja rata rata orang Jepang melebihi 8 jam. Jika ada karyawan yang jam kerja nya kurang, maka di anggap malas, sehingga dorongan untuk kerja kerja kerja membuat banyak pendatang out dari Jepang, padahal gaji yang di dapat juga tinggi.
Bahkan pernah suatu ketika reporter meliput jam 3 pagi, masih ditemukan karyawan yang berkeliaran, baru selesai kerja.
Sepertinya hanya tinggal menunggu waktu, sampai kapan orang orang menyadari, bahwa imigrasi juga lah yang menjadi tombak inovasi.

Comments
Post a Comment