Hari ke enam : Perpisahan
Hari demi hari dilalui
oleh penulis menjalani KP di PT Semen Padang. dengan berucap rasa syukur kepada
Allah SWT penulis sangat senang sekali dipertemukan oleh Allah tempat mengajar
ngaji yang baik ini. hari ini merupakan hari terkhir bagi anak anak untuk
mengikuti TPA di masjid Ihsan Muhammadiyah Padang karena hari ini merupkan hari
pembagian raport. Untuk itu atas kemudahan yang diberikan oleh Allah penulis
berusaha untuk datang lebih cepat. Waktu itu sekitar 45 menit sebelum adzan.
Penulis sudah datang ke masjid ihsan. Sebelum nya ada rasa kaget karena penulis
bertemu dengan anak anak yang kenal oleh penulis. “Abang mau ke ihsan bang?”
tanyanya dengan logat Bahasa minang. Kemudian penulis lanjutkan menuju ke
masjid untuk ambil air wudhu. Ketika penulis sedang menunggu dan berada di
ruangan utama tiba tiba dari depan terdengar seseorang membuka pintunya. Dialah
abang abang yang biasa membantu pak Ustadz untuk mengajar ngaji ia bernama
Novra. Sehari hari ia tinggal di mihrob yaitu rauangan yang sangat kecil 1x6m
yang digunakan untuk tidur. Tugas nya yaitu mengkomandangkan adzan tepat pada
waktunya. Yang special dari abang Novra ini adalah ia selalu memberikan
tilawahnya di mik masjid 10 menit sebelum adzan dimulai.
Sebelum waktu beliau
mengaji tiba penulis menyempatkan diri untuk mengobrol dengan beliau. Ia
ternyata sudah berpengalaman untuk hidup dengan anak anak. Ia baru pindah ke
masjid ini pada tahun 2012. Ia
mengatakan bahwa ketika mengajar anak dangat perlukit menegerti pisikologinya. Maghrib
pun tiba ketika selesai adzan penlis melihat ada orang yang menggunan jas hijau
dialah pak Ustadz. Lelaki yang sebentar lagi insyaAllah akan ditunjuk menjadi
kepala sekolah di sebuah pesantren.
Perltemuan kali
ini sangat berbeda karena pada hari ini merupakan hari terkhir pembelajaran
untuk tahun ini. Ketika pembagian rapot orang tua diundang untuk datang hal ini
bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara pengajar dengan orangtua
anak yang diajar. Namun karena orangtua yang datang tepat waktu tidak banyak
diputuskan untuk menunggu terlebih dahulu.
Ada beberapa hal
menarik yang dapat dijadikan pelajaran bagi penulis dan pengajar ketika itu ada
dua orang anak yang bertengkar sehingga salah satu diantara mereka terluka
bibirnya. Kemudian yang dilakukan oleh pengajar di kelas tersebut adalah
memisahkan mereka berdua ke depan kemudian ditanyakan apa masalahnya. Orang
yang terluka bibirnya tersebut di tanya oleh pak ustadz dan ia menjawab bahwa
ia dinakalin temanya. Kemudian pak ustadz ini membalas perkataanya „tidak
mungkin kamu seperti ini tiba tiba kamu di nakalin, Pasti kamu juga yang ikut
nakalin dia!“ dari pengamatan penulis hal ini cukup berhasil karena apa yang
diakukan oleh anak tersebut mengenai saling tangis menangisi membuat hal ini
menjadi hal yang sangat besar sangksinya. Sehingga diantara anak anak tidak ada
yang salingtangis menagisi.
Kamudian sambil
menunggu waktu pembukaan pak Ustadz Marjuni menunjuk orang orang untuk mambaca
alquran yang terdiri dari satu anak ikhwan dan satu anak akhwat. Yang ikhwan
bertugas untuk membacakan ayat suci sedangkan yang akhwat bertugas untuk memaba
terjmahnya. Dengan sangat sungguh sungguh anak tersebut mempersiapkannya kedua
anak tersebut sibuk membolak balik surat yang akan dibacanya di belakang
mimbar. Surat yang dibaca adalah surt mengenai romadhon. Selain itu uni-uni dan
abang-abang sibuk mempersiapkan raport yang akan dibagikan. Ada juga beberapa
hadiah untuk anak yang berprestasi ada yang di bidang ini di bidang itu. Juara
ini dan juara itu. Uang yang digunakan untuk membeli hadiah tersebut berasal
dari anak anak itusendiri.
Itulah hari hari
terakhir penulis merasakan bagaimana perjuangan para pendakwah untuk mendakwahi
anak anak mengenai Agama Islam. Kini Penulis sudah selsai menjalani KP dan
harus pulang. Hari hari terakhir penulis jalan jalan dengan Abang Novra dan pak
Ustadz Marjoni ke Universitas Andalas universitas yang sangat luas. Mudah
mudahan Allah SWT mempertemukan kita kembali.
Aamiin.

Comments
Post a Comment